Bantu Petani Tanah Karo, REEI Beri Pendampingan Pertanian Pisang Barangan Merah Kualitas Ekspor
Berawal dari keresahan terhadap imbas yang dirasakan petani Karo karena erupsi gunung Sinabung Relawan Eco Enzyme Indonesia (REEI) mencoba budidaya bibit pisang barangan merah asal Sumut.
Berbeda dengan pisang merah pada umumnya, hasil produksi pisang merah yang mereka hasilkan bermutu tinggi hingga menarik perhatian pasar ekspor.
Direktur Demplot Pertanian Organik Yayasan Budaya Hijau Indonesia, Jon Sinaga mengatakan dirinya beserta REEI tertarik bagi mengembangkan bibit unggul pisang barangan merah ini bagi membantu meningkatkan penghasilan petani lokal.
Selain itu juga bagi melestarikan pisang barangan sebagai hasil produksi buah autentik Sumatra Utara.
"Latar belakang nya sebenarnya karena rasa prihatin terhadap nasib para petani. Terkhusus petani ada di Karo yang terkena imbas erupsi gunung Sinabung. Makanya sejak dua tahun yang lalu kita adakan eksperimen bagi bagaimana bisa membantu petani ada di Karo ini," ujar Jon ada di Demplot Pertanian organik YBHI Jalan Simalingkar B Medan, Sabtu (4/7/2020).
Jon mengatakan, hingga kini ada sekitar 30 petani yang telah ia dampingi dalam menjalankan penanaman pisang barangan merah ini. Dalam panen pertama, pihaknya mengaku telah mendapatkan pesanan dari luar kota dan mancanegara.
"Hasil produksi pertama kita kirimkan ke Jakarta dan Singapura. Dan ternyata kita enggak sangka responnya sungguh-sungguh baik. Mereka membuat permintaan dengan jumlah enam ton per minggu," katanya.
Diterangkannya, keunggulan pisang barangan ini merupakan nol bahan kimia dan residun, bibit awalnya yang merupakan bibit kultur jaringan. Juga didukung dengan eco enzyme dan pupuk organik cair.
"Kalau bagi memasuki pasar ekspor lebih selektif ya tentunya. Nah kemarin 2 pisang ini bisa tembus keunggulan yang paling lebih-lebih yaitu nol residu atau bahan kimia dalam proses pertaniannya," ujar Jon.
Saat ini, REEI tengah memaksimalkan SDM petani bagi dapat memenuhi permintaan ekspor pisang barangan asal Sumut ini.
"Kita tengah mempersiapkan hasil produksi dalam jumlah gede bagi bisa memenuhi pasar ekspor. Harapannya ini bisa menjadi komoditas unggulan yang sekaligus menjadi peningkat perekonomian petani lokasi kita," katanya.
"Buah nya sungguh-sungguh lembut dan kenyal, setidaknya begitu yang dikatakan orang. Kita juga ga menyangka hasilnya bisa sebagus ini," ujar Artya.
Ia mengaku mulai menanam pisang sejak tahun lalu. Ia kemudian mendapatkan pendampingan dari REEI bagi bisa menjaga kualitas hasil buah pisang yang ia tanam.
"Jadi keunggulan nya juga modal dalam proses penanamannya hingga panen tak mahal. Sementara hasilnya amat diminati," ujarnya.
Dirinya juga mengaku dengan hasil buah pisang yang sejenis potensi bagi meningkatkan taraf hidup petani buah ada di Karo amat gede. Terlebih dengan bantuan eco enzyme dan pupuk organik cair yang dapat melawan hama.
"Waktu panennya dari mulai awal menanam itu ada sekitar 13 bulan. Biaya yang dibutuhkan juga gak terlalu banyak," katanya.
Artya berharap semakin banyak petani yang mendapatkan informasi mengenai bibit unggul ini dan pendampingan pertanian organik dari REEI. Ada di mana eco enzyme berperan amat gede dalam menyuburkan tanaman dan mewujudkann kualitas buah yang baik.
"Harapannya dengan adanya bibit kultur jaringan dengan kualitas yang baik ini dapat meningkatkan perekonomian petani," tutupnya.
SUMBER : https://medan.tribunnews.com/2020/07/05/bantu-petani-tanah-karo-reei-beri-pendampingan-pertanian-pisang-barangan-merah-kualitas-ekspor?page=2
Komentar
Posting Komentar